KONSUMTIF MEGHILANGKAN KREATIF

by 11.26 0 komentar


Sebuah Fenomena ikut-ikutan Remaja Ternate
Oleh Asri Juniati Soamole
Sudah menjadi sebuah fenomena sosial dimana setiap remaja begitu konsumtif dan adiktif terhadap produk-produk terbaru yang istilahnya nge-trend atau lagi booming di Ternate, baik itu teknologi maupun sandang pangan bahkan yang berkaitan dengan kecantikan. Sebagai contoh kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex) dan drone membuat para remaja tidak segan-segan menghabiskan uang saku mereka yag entah didapat dari hasil pajak orang tua atau pencarian mandiri. Padahal kalau  dilihat dari segi kebutuhan, kebanyakan dari mereka membeli kedua benda diatas hanya untuk bergaya tanpa tahu fungsi kedua benda tersebut. Entah budaya apa yang ditanamkan negeri limau Gapi ini, budaya gengsikah ?
Kaum muda Ternate mari bersama-sama kita merenung. Bila banyak dari kita membeli DSLR kamera untuk foto selfie, hal ini jelas jauh berbeda bila kita sekreatif mungkin menggunakan benda tersebut untuk menghasilkan gambar objek parawisata yang punya nilai jual. Kita seharusnya mampu melirik kreatifitas kaum muda di Kota lain. Di Jakarta contohnya remaja produktif Ahmad Anggoro yang perbulan mendapatkan omzet sebesar 100.000.000 rupiah dari hasil penjualan kaos yang ia desain sendiri.  Sementara di Jogja Fauzan Rachmansyah telah sukses dengan usaha kalimilk yang ia bangun. Modal awal usaha ini fauzan dapatkan dari memenangkan kompetisi bisnis nasional Wirausaha Muda Mandiri tahun 2011. Sekarang bisnis kalimilk telah membuka cabangnya di daerah lain seperti Surabya, omset usaha ini adalah 13 juta perhari. Luar Biasa !!
 Teman-teman, Kota Jogja merupakan salah satu kota dengan biaya hidup murah, hal ini lagi-lagi berbeda jauh dengan kota kita yakni Ternate yang tampil sebagai peringkat ketiga kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia dengan Rp 6,42 untuk rata-rata 4,8 orang per keluarga (sumber : Badan Pusat Statistik tahun 2014 ).
Fakta yang ada bahwa kita bisa menemukan nasi bungkus dengan harga 5 ribu rupiah di Jogja membuat banyak warga Ternate memutuskan untuk mengirim anak-anaknya berkuliah disana. Sangat disayangkan teman-teman bila kalian yang memiliki kesempatan berkuliah di Jogja justru terlibat sebagai  konsumen yang konsumtif dan pulang membudidayakan budaya nge-trend dan ikut-ikutan di Ternate. Bukankah lebih baik kita mencuri kreatifitas remaja Djogja, dan pulang ke Ternate menghasilkan inovasi baru yang lebih segar baik di bidang kewirausahaan,pendidikan,lingkungan ?? tidak sadarkah kalian perilaku konsumtif membuat kita malas berkreatifitas ? Jangan mau jadi konsumtif , Yukk sama- sama lebih produktif !

REFERENSI
Awan, Andika. House of Raminten,tepat makan wajib di Djogja. September 13, 2013. (accessed Maret Jumat, 2016).
IHKTernate, IHK Djogja. 2010. (accessed Maret Jumat, 2016).
Kafekalimilk. 2015. (accessed Maret Jumat, 2016).
Smart Enterprenurship. http://uiienterpreneur.blogspot.co.id/. 2013. (accessed Maret 10, 2016).
Yahoo Answer. Yahoo. 2010. (accessed Maret Jumat, 2016).







Asri

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post (Slider)

Combine

Horizontal

My Gallery

Portfolio

Contact us

about me

Foto saya
Ternate, Maluku Utara, Indonesia
Saya adalah seseorang yang akan mencuri waktu untuk menulis

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pages

Flickr Images

Like us on Facebook

Top 10 Articles