MEA DAN BONUS DEMOGRAFI

by 11.23 0 komentar



Dua Hal penting untuk berevolusi
Oleh : Asri Juniati Soamole
Akhir-akhir ini, Indonesia telah disibukkan dengan isu kependudukan yakni bonus demografi.  Pengertian bonus demografi secara umum adalah kondisi dimana rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif (0-14 tahun ditambah dengan 64+) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun) menurun secara berkelanjutan. Pada kurun waktu tertentu tingkat ketergantungan tersebut berada pada kondisi yang sangat rendah sebelum kemudian meningkat seiring dengan meningkatnya proporsi enduduk lanjut usia. Masa kurun waktu tersebut disebut sebagai jendela peluang (window of oppurtunity) karena periode tersebut merupakan masa keemasan untuk menjadikan faktor demografi sebagai pendorong kemajuan bangsa.
Hasil analisis demografer terhadap indikator dasar kependudukan (tingkat kelahiran dan kematian) menunjukkan Indonesia saat ini tengah menikmati bonus demografi. Kondisi ini merupakan dampak jangka  panjang dari program KB yang mulai dilaksanakan secara nasional sejak tahun 70an. Tingginya tingkat kelahiran pada dekade 60an dan 70an menyebabkan meningkatnya jumlah kelompok usia muda (15 tahun ke atas) mulai kurun waktu 90-an. Di lain pihak, keberhasilan program KB yang mulai terasa pada dekade 80an menurunkan jumlah penduduk di  bawah 15 tahun. Dinamika perubahan struktur umur ini yang berdampak  pada menurunnya proporsi penduduk non produktif dan meningkatnya  proporsi penduduk usia produktif. Seiring dengan dinamika perubahan struktur tersebut, Indonesia akan menikmati apa yang disebut sebagai windows of opportunity pada kurun waktu 2020-2030, dimana rasio ketergantungan sangat rendah (sekitar 44  persen) bila hal ini didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai.
Disamping Indonesia telah disibukkan dengan isu bonus demografi, dunia juga telah disibukkan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Meski istilah MEA telah merajalela, namun tidak banyak warga Indonesia dan khususnya Maluku Utara yang memahami apa itu MEA. MEA adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam istilah asing, MEA disebut sebagai ASEAN Economic Community. Secara ringkas, MEA berisi lima hal yakni  diberlakukannya arus bebas antar sesama Negara ASEAN meliputi arus bebas barang, jasa, tenaga kerja terampil, modal, dan investasi.
MEA dan bonus demografi memiliki hubungan yang erat yakni keduanya sama-sama memberikan dampak positif dan negatif bagi Indonesia. Secara umum, dampak positif dari MEA dan Bonus Demografi adalah mampu memberikan kontribusi pada sektor perekonomian Indonesia. Sementara dampak negatifnya adalah kehancuran bangsa kita  dikarenakan pada bidang ketenagakerjaan dikuasai oleh bangsa asing, hal ini terjadi bila dari sekarang kita tidak  memperbaiki mentalitas dan kualitas dari sumber daya manusia di Indonesia. Selain kedua dampak diatas bila kita tinjau dari segi budaya, MEA tentunya akan memberikan dampak pencampuran nilai budaya dari kesepuluh Negara ASEAN.
Kesiapan mental dan kemampuan bahasa asing menjadi hal yang patut dipersiapkan untuk menyongsong MEA. Baik mental dan kemampuan bahasa asing khususnya Bahasa Inggris warga Indonesia,  akan diperoleh dengan baik bila pendidikan formal maupun non formal  di Negara  ini memiliki kualitas yang baik pula. Sama halnya dengan MEA, pendidikan juga merupakan hal yang patut diperhatikan untuk menyongsong bonus demografi. Selain pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan juga merupakan dua investasi penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dalam menyongsong puncak bonus demografi ini. Perlu diperhatikan bahwa ketenagakerjaan merupakan investasi penting yang harus dilirik oleh pemerintah dalam menyambut bonus demografi, maka dalam hal ini kita harus mampu memanfaatkan kehadiran MEA karena akan ada banyak lapangan pekerjaan terbuka.
Kesimpulannya, dengan diberlakukannya MEA ini berarti  tenaga asing akan datang dan berinvestasi di Indonesia. Tentu saja hal tersebut akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Pertanyaannya, sudah siapkah warga Indonesia bahkan Maluku Utara menerima kedatangan MEA dan juga pergi ke Negara ASEAN lain untuk berinvestasi ? Atau apakah kita akan tergeser di bumi sendiri ? Untuk menjawab semua pertanyaan diatas kita harus menyadari diri kita sebagai warga Negara Indonesia, terlebih lagi sebagai remaja Indonesia. Mari berevolusi demi menyongsong Bonus Demografi dan MEA !
REFERENSI
https://www.selasar.com/ekonomi/apa-itu-mea-masyarakat-ekonomi-asean. 2015. (accessed Januari 10, 2016).
https:/www.bkkbn.go.id. (accessed Januari 10, 016).

Asri

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post (Slider)

Combine

Horizontal

My Gallery

Portfolio

Contact us

about me

Foto saya
Ternate, Maluku Utara, Indonesia
Saya adalah seseorang yang akan mencuri waktu untuk menulis

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pages

Flickr Images

Like us on Facebook

Top 10 Articles